terkadang aku merasa janggaldengan diriku sendiri.
"Di sana, berbagai jenis buah terhidangkan. Pelayan-pelayan muda nan bersih jelita berseliweran. Daging dari berbagai jenis diduguhkan. Berbagai pernak-penik intan pemata terhias menakjubkan. Dipan-dipan indah terpajang.
Kitasaling bercengkerama dengan pasangan dan anak cucu kita..." (Muttaqwiati: Bercinta di Taman Surga)
Manisnya surga tak lantas membuatku tergiur.
Sadisnya neraka tidak juga membuatku fobia.
Kujalani anugerah hidup ini begitu saja. Bukan seolah tanpa makna. Justru hidup ini adalah kesempatan menggali dan menjadi arti. Bagiku, aku hanya berusaha melakukan yang terbaik. Aku ingin menjadi sbaik mungkin.
Tapi kemudian tidak peduli apa yang akan dibalaskan padaku. Kulaksanakan apapun amanah yang kupikul, kukerjakan segala amlan yang aku tahu dan aku mampu, sebaik-baiknya, tanpa menghiraukan apa nanti balasannya.
Benarkah perkara ini di sisimu, Alloh? Baikkah aku?
Atau justru ini adalah pertanda bekunya hatiku. Tak tersentuh oleh sabdamu.. Makhluk yang teramat cuek, tak ambil pusing atas apapun yang mnurutku semata-mata hanya ada alam kewenanganmu. Sikap seperti inikah egois itu?
Ya Alloh, secuil bimbang mengusik serpihan nuraniku.
Aku ingat sepenggal lagu: "Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud kepadanya..."
Salahkah aku?