Mengenai Saya

Foto saya
Orang biasa yang suka menggunakan blog ini untuk menuliskan visi serta refleksi. Senang rasanya kalau tulisan-tulisan di sini dapat dibaca dan memberi manfaat bagi banyak orang.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Jadi Trainer Juga Akhirnya

Mendadak jadi trainer!! Tanpa direncanakan, tanpa persiapan.. Dan ternyata, aku bisa! Eh, salah dink, yg bener: KITA BISA!! (Ya nggak, Ton??) Dan sungguh, aku bahagia.
10 menit aku menikmati rasa bahagia yang unik itu. Begitu membuncah, meluap-luap. Mengingat ekspresi mereka ketika menghayati apa yang tersaji di depan, mengingat diksi-diksi keren yang sengaja-nggak sengaja terucap—oleh kami berdua, trainers-nya—hingga ‘materi’ yg tersampaikan ke hati mereka lumayan ngena, mengingat janji yg diam2 PASTI mereka ucap masing2 dlm hatinya Untuk bersungguh-sugguh berusaha dalam testing kali ini, mengingat kemungkinan akan tergaung2kannya kalimat-kalimat motivatif kami bertahun2  kedepan kelak ketika tiba masa kedewasaan mereka beserta segala masalahnya, mengingat ketertarikan lebih yang akan semakin terbangun dari  mereka terhadap kami dan forum study club ini, mengingat bahwa ternyata AKU BENAR-BENAR pasti BISA MENJADI TRAINER YANG SESUNGGUHNYA. Allah, aku bahagia!

Tapi ndelalah waktu yg teramat berbahagia tersebut memang hanya berlangsung 10 menit. Nggak nyesel sih.. Ceritanya, waktu berbahagia itu terasakan olehku (halahh) selama perjalanan dari masjid Al-Ikhlas (tempat training dadakan tadi berlangsung) menuju Masjid Nurul Huda, suaka terindah yang kuniatkan jadi tempat transit buat sholat magrib dan ***** aja. Selagi trainingnya berlangsung, malah ga ada rasa bahagia. Adanya muter otak terus “mau ngapain” dan “habis ini mau ngapain”, sambil riweh mincing perhatian adek2 biar diem, sambil nanggepin celetukan2 yg butuh jawaban, dsb. Focus di situ, bahagia-nya emang saama sekali belum terasa. Lalu, berhubung TPA nya disudahi menjelang magrib dan memang ketika menstarter motor sayup2 mulai terdengar kumandang adzan di kejauhan, maka sesampai di NH (yang kebetulan pas baru masuk tempat wudhu, iqamah diserukan) langsung sholat. Teredam langsung deh. Bahagia-nya tadi itu ilang. Yo bukan ilang dink, cuman beralih rasa jadi niat yang menggebu tujuh gunung kan kusebrangi 8 samudera kan kulalui untuk MENULISKAN ini dan membaginya dengan kalian, teman2 trainerku tercinta yang suatu saat pasti juga merasakannya.
Jadilah sekarang ini alih-alih aku langsung pulang dan BBD lalu kembali ke tempat rewangan, malahan aku ngglesot di Suaka Terindahku dan bermesraan berdua dengan laptop bersejarah ini. Nah, kau mulai menorehkan sejarah jasamu, kawan! Semakin kuakui kau sekarang, wahai laptop, ahaha. (Namamu siapa ya sebaiknya? Ga nemu2 terus nama yang maknyus..)
Semua ini terjadi (atas izin Allah tentunya) berkat laptop ini. Padahal ketika memutuskan membawanya tadi, aku berniat tidak lurus menggunakannya untuk mengerjakan tugas—yang dideadline Yofita terkirim malam ini ke emailnya—di lokasi musykerkom. Tak dinyana, ternyata seperti biasa aku malah ndak sempat untuk nggak focus atawa bisa nekat ngerjain tugas di komsat sana. Jadinya malah aku tetep ga bisa ga ndengerin dan tetep gatel kebelet usul. Kondusif sih, dan emang menarik gitu, nggak nguati utk diem.
Nah, ketika akhirnya kami pamit dari Musykerkom dan beralih ‘mengajar adik-adik, kami benar-benar seperti anak ayam kehilangan induk, ga ngerti musti ngapain. Soalnya anak-anak pada nggak bawa buku, (lah kalo bawa buku juga tetep aja kami bingung mau diapain itu mereka), trus diajak baca iqro pada ga mau, bosen karena kemarin2 juga udah gitu. Kita bingung deh. Swear, aku bingung berat mau ngapain, mana merasa agak bersalah juga udah terlanjur nyulik si Tono dari amanah besarnya.. Sampai akhirnya kotak inspirasi itu mulai membukakan secercah cahayanya (hasyahhh) ketika dek… ups, lupa namanya, siapa ya? Itu dengan isengya membuka-buka tasku dan berusaha mengeluarkan laptop itu. Kubantu ia mengeluarkannya, sambil berpikir-pikir, ah apa diputerin film aja ya?  Video-video ice breaking itu aja deh beberapa, buat ngisi waktu, sambil mikir nanti mau diisi apa lagi demi lusa ujian mereka tetap akan berlangsung secara yang terbaik untuk semuanya. (Ngomong opo sih aku?!)
Sesuai fitrah, begitu aku membawa laptop dan meletakkannya di meja kemudian menyalakannya, merubunglah mereka dan kacaulah segala-galanya. Untung ada Tono, jadi acara bisa ditertibkan sedikt dan aku bisa sembunyi sejenak untuk mencari-cari ice breaking yang rada patut diputerin buat mereka. Yang kepikir Cuma satu, yaitu “Bouynding”. Dulu itu udah tak pasang di desktop, dengan maksud—memang—biar bisa seketika diputer sewaktu dibutuhkan, tapi semenjak urusan install ulang bulan lalu, desktop masih dibiarkan bersih. Maka, langsung saja kucari-cari file bounding itu. Pertamanya aku buka2 folder tontonan, trus kumpulan bahan AMT dsb, dan coba-coba ngeklik salah satu file bernama “Kerjasama dan Percaya”, pikirku barangkali bisa relevan juga. Agak-agak lupa yang mana itu. Tapi ternyata setelah terputar, itu film paling jadiul yang aku punya dan entah udah berapa puluh kali aku mendapatkan itu diputer di berbagai training yang pernah kutemui. Maka, begitu sadar ada tokoh kuda itu, langsung aku buka folder2 selanjutnya. Ketutup deh program WMP yang aktif tadi.
Tiba2 aku sadar, susah banget pasti nemuin Bounding itu, lhawong aku lupa tepatnya di folder yang mana. Maka kubuka 1 window Computer lagi, dan search “Bounding” di situ. Forumnya entahlah diapakan itu sama Tono. Sembari mencari Bounding, di window satunya aku mencari2 lagi yang sekiranya juga mungkin relevan. Ada salah satu file di Folder Film Pendek yang namanya menarik dan aku berharap itu adalah film pendek tentang anak MI yg penuh perjuangan. Formatnya yang bisa keputer di VLC. Tak klik aja, trus ternyata memang tepat, itulah dia. Yaudah, dibiarin aja di VLCnya tadi. Sekarang liat proses search di window yang satu lagi, ternyata udah mulai ketemu beberapa yang kumaksud. Disave berkali2 di tempat yang berbeda. Haduh kebiasaan. Gimana ya besok kalo memori udah mulai kepenuhan? Pasti ngos2an. Yah, ku-klik salah satu file Bounding yang udah ketemu, dan mengecek sekilas. Mudah2an adik2 pada suka, dan belom pernah ada yang liat.
Laptop kubawa ke ruang TPA lagi, dan menempatkannya di arah berlawanan dengan tadi ketika pertama laptop kunyalakan. Adik2 yang udah mapan lagi anteng hasil karya Tono itupun sebagian kembali berkkerumun.



Jadi mikir, amal yaumi keren apaan yang habis kulakukan sehingga berhak diganti dengan imbalan sekeren ini? Apakah rewang itu bisa tergolong amal yaumi?

--SSC dalam kenangan--
061012 4.55pm